Saturday, July 9, 2016

Tips Cerdas Memilih Reksadana

Oleh Siti Nurrohmah


Ilustrasi dari kelasinvestasi.com

Ada banyak instrumen investasi yang dapat kita manfaatkan, salah satunya yaitu investasi reksadanaInvestasi reksadana sangat cocok bagi orang yang tidak dapat meluangkan waktunya untuk menjalankan bisnis langsung. Hanya dengan menyertakan dana kita ke manajer investasi, sambil duduk kita dapat menikmati hasilnya di masa depan. Investasi reksadana di Indonesia kini tengah naik daun, istilahnya investasi hits kalau anak muda sekarang. Reksadana banyak diminati karena dapat dibeli minimal Rp 100.000, dana dapat diambil kapanpun, dan imbal hasil bervariasi yang lebih tinggi dari bagi hasil tabungan biasa.

Saya pernah mengikuti workshop perencanaan keuangan, salah satunya membahas cara berinvestasi. Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum berinvestasi. Di sini saya akan mencontohkan langsung dikaitkan dengan investasi reksadana agar kita mendapat investasi terbaik. Pertama, tujuan berinvestasi. Investasi itu bukan tanpa tujuan atau asal saya berinvestasi besok sewaktu-waktu saya butuh akan saya ambil. Namun sebelum berinvestasi, tentukan tujuan yang akan dicapai terlebih dahulu. Saya sendiri memiliki impian membangun rumah lima tahun lagi. Itulah dasar untuk menentukan langkah investasi reksadana selanjutnya.
  

Kedua, jangka waktu investasi. Jangka waktu investasi penting untuk memperkirakan berapa dana yang harus terkumpul nantinya lengkap dengan perkiraan tingkat inflasi. Lima tahun ke depan, dengan tingkat inflasi sekitar 7%, diperkirakan uang yang dibutuhkan untuk membangun rumah yang saya impikan sekarang yaitu sebesar 300 juta. Perhitungan tersebut dapat memanfaatkan kalkulator inflasi yang bisa dijumpai di laman web-web keuangan.

Ketiga, profil risiko. Profil risiko ini sebenarnya untuk menentukan kita cocoknya berinvestasi pada instrumen apa. Sebelum membeli reksadana biasanya penjual akan mendiagnosis profil risiko kita. Jika sudah siap membeli, maka selanjutnya kita memilih produk reksadana yang sesuai dengan profil dan tujuan investasi kita. Jika ingin mendapatkan keuntungan yang besar harus siap dengan risiko yang besar, jika hanya ingin risiko kecil maka keuntungannya juga akan kecil. Konsep ini dikenal dengan istilah high risk high return.

Keempat, kemudahan pencairan dana. Instrumen seperti deposito dapat dicairkan setelah jangka waktu tertentu. Properti juga bisa dipanen saat ada pembeli yang sesuai dengan harga yang kita tawarkan. Reksadana dapat dicairkan kapanpun sesuai kebutuhan kita. Namun reksadana tetap memiliki risiko likuiditas dimana manajer investasi tidak dapat dengan segera melunasi transaksi penjualan kembali unit penyertaan. Namun risiko sangat kecil jika kita memilih produk dengan benar.

Reksadana secara umum dibagi menjadi empat jenis. Pertama, yaitu reksadana pasar uang (RDPU). Reksadana ini memberikan return paling rendah (± 6%) dibanding jenis reksadana lainnya. Reksadana ini ditujukan untuk investasi jangka pendek (1 -2 tahun). Kedua, reksadana pendapatan tetap (RDPT) yang memiliki return lebih tinggi (± 8 %)  dari jenis RDPU. Produk-produk  RDPT cocok untuk investasi jangka waktu 2 – 3 tahun. Ketiga, reksadana campuran diperuntukkan bagi investor jangka menengah 3- 10 tahun dengan return yang cukup tinggi (± 15%). Terakhir yaitu reksadana saham yang memiliki profil risiko paling tinggi namun menjajikan return paling tinggi (± 20 - 25%). Reksadana ini ditujukan untuk investasi jangka panjang (lebih dari 10 tahun).



Ilustrasi dari katariau.com

Setelah mantap akan membeli reksadana, produk reksadana apa yang akan kita beli? Mula-mula, pelajarilah dulu prospektus dan fund fact sheet. Beberapa hal ini dapat membantu kita dalam memilih produk reksadana.

Dari segi manajer investasi (MI). Pastikan MI telah terdaftar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) agar kita terhindar dari investasi bodong. Lihat pula pengalaman MI dalam mengelola investasi. Semakin lama jam terbang MI dengan record kerja yang stabil semakin bagus. Lihat pula besar dana kelolaan MI. Semakin besar dana kelolaan semakin bagus karena jika ada investor yang menjual unit penyertaan dalam jumlah besar, maka dana kelolaan MI masih tetap banyak dan tidak mudah goyah.

Dari segi produk reksadana. Perhatikan waktu peluncuran produk reksadana. Semakin lama umur produk reksadana dan grafiknya bagus, akan semakin baik. Reksadana yang baik adalah yang sudah melalui masa krisis Indonesia dengan baik, sehingga terbukti tahan banting. Perhatikan ke perusahaan mana saja dana reksadana diinvestasikan karena akan mempengaruhi prospek reksadana ke depannya. Lalu cermati biaya-biaya reksadana. Saya sendiri lebih suka memilih produk yang biayanya kecil. Untuk meminimalisasi risiko investasi, tempatkan dana kita di beberapa keranjang reksadana yang berbeda.


No comments:

Post a Comment