Oleh Siti Nurrohmah
Ilustrasi dari kelasinvestasi.com
Ada banyak instrumen investasi yang dapat kita manfaatkan, salah satunya
yaitu investasi reksadana. Investasi
reksadana sangat cocok bagi orang yang tidak dapat meluangkan
waktunya untuk menjalankan bisnis langsung. Hanya dengan menyertakan dana kita
ke manajer investasi, sambil duduk kita dapat menikmati hasilnya di masa depan. Investasi
reksadana di Indonesia kini tengah naik daun, istilahnya
investasi hits kalau anak muda sekarang. Reksadana banyak
diminati karena dapat dibeli minimal Rp 100.000, dana dapat diambil kapanpun, dan imbal
hasil bervariasi yang lebih tinggi dari bagi hasil tabungan biasa.
Saya pernah mengikuti workshop perencanaan keuangan, salah satunya membahas
cara berinvestasi. Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum
berinvestasi. Di sini saya akan mencontohkan langsung dikaitkan dengan investasi
reksadana agar kita mendapat investasi
terbaik. Pertama, tujuan berinvestasi. Investasi itu bukan
tanpa tujuan atau asal saya berinvestasi besok sewaktu-waktu saya butuh akan
saya ambil. Namun sebelum berinvestasi, tentukan tujuan yang akan dicapai
terlebih dahulu. Saya sendiri memiliki impian membangun rumah lima tahun lagi.
Itulah dasar untuk menentukan langkah investasi
reksadana selanjutnya.
Kedua, jangka waktu investasi. Jangka waktu investasi penting untuk
memperkirakan berapa dana yang harus terkumpul nantinya lengkap dengan
perkiraan tingkat inflasi. Lima tahun ke depan, dengan tingkat inflasi sekitar
7%, diperkirakan uang yang dibutuhkan untuk membangun rumah yang saya impikan
sekarang yaitu sebesar 300 juta. Perhitungan tersebut dapat memanfaatkan
kalkulator inflasi yang bisa dijumpai di laman web-web keuangan.
Ketiga, profil risiko. Profil risiko ini sebenarnya untuk menentukan kita cocoknya berinvestasi
pada instrumen apa. Sebelum membeli reksadana biasanya penjual akan
mendiagnosis profil risiko kita. Jika sudah siap membeli, maka selanjutnya kita
memilih produk reksadana yang sesuai dengan profil dan tujuan investasi kita.
Jika ingin mendapatkan keuntungan yang besar harus siap dengan risiko yang
besar, jika hanya ingin risiko kecil maka keuntungannya juga akan kecil. Konsep
ini dikenal dengan istilah high risk high return.
Keempat, kemudahan pencairan dana. Instrumen seperti deposito dapat
dicairkan setelah jangka waktu tertentu. Properti juga bisa dipanen saat ada
pembeli yang sesuai dengan harga yang kita tawarkan. Reksadana dapat dicairkan
kapanpun sesuai kebutuhan kita. Namun reksadana tetap memiliki risiko
likuiditas dimana manajer investasi tidak dapat dengan segera melunasi
transaksi penjualan kembali unit penyertaan. Namun risiko sangat kecil jika
kita memilih produk dengan benar.
Reksadana secara umum dibagi menjadi empat jenis. Pertama, yaitu reksadana
pasar uang (RDPU). Reksadana ini memberikan return paling
rendah (± 6%) dibanding jenis reksadana lainnya. Reksadana ini ditujukan untuk
investasi jangka pendek (1 -2 tahun). Kedua, reksadana pendapatan tetap (RDPT)
yang memiliki return lebih tinggi (± 8 %) dari jenis
RDPU. Produk-produk RDPT cocok untuk investasi jangka waktu 2 – 3 tahun.
Ketiga, reksadana campuran diperuntukkan bagi investor jangka menengah 3- 10
tahun dengan return yang cukup tinggi (± 15%). Terakhir yaitu
reksadana saham yang memiliki profil risiko paling tinggi namun menjajikan return paling
tinggi (± 20 - 25%). Reksadana ini ditujukan untuk investasi jangka panjang
(lebih dari 10 tahun).
Ilustrasi dari katariau.com
Setelah mantap akan membeli reksadana, produk reksadana apa yang akan kita
beli? Mula-mula, pelajarilah dulu prospektus dan fund
fact sheet. Beberapa hal ini dapat membantu kita dalam memilih produk
reksadana.
Dari segi manajer investasi (MI). Pastikan MI telah terdaftar Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) agar kita terhindar dari investasi bodong. Lihat pula pengalaman
MI dalam mengelola investasi. Semakin lama jam terbang MI dengan record kerja
yang stabil semakin bagus. Lihat pula besar dana kelolaan MI. Semakin besar
dana kelolaan semakin bagus karena jika ada investor yang menjual unit
penyertaan dalam jumlah besar, maka dana kelolaan MI masih tetap banyak dan
tidak mudah goyah.
Dari segi produk reksadana. Perhatikan waktu peluncuran produk reksadana.
Semakin lama umur produk reksadana dan grafiknya bagus, akan semakin baik.
Reksadana yang baik adalah yang sudah melalui masa krisis Indonesia dengan
baik, sehingga terbukti tahan banting. Perhatikan ke perusahaan mana saja dana
reksadana diinvestasikan karena akan mempengaruhi prospek reksadana ke
depannya. Lalu cermati biaya-biaya reksadana. Saya sendiri lebih suka memilih
produk yang biayanya kecil. Untuk meminimalisasi risiko investasi, tempatkan
dana kita di beberapa keranjang reksadana yang berbeda.
No comments:
Post a Comment