Tuesday, May 31, 2016

AKU PAHAM KEUANGAN SYARIAH, KURENCANAKAN IBADAH HAJI DENGAN INVESTASI AMANAH

Oleh Siti Nurrohmah

Ilustrasi dari www.tatadana.com


Saat masih menjadi mahasiswa di sebuah universitas negeri di Solo, saya tidak terlalu peduli dengan menabung dan berinvestasi. Sedikit pendapatan yang kudapat dari mengajar les privat hanya kusimpan di dalam lemari. Hingga kemudian saya mengikuti sebuah seminar ekonomi syariah yang diselenggarakan Masyarakat Ekonomi Syariah Solo. Saya tersadar bahwa kita perlu menerapkan ekonomi syariah dalam kehidupan sehari-hari, terutama karena sebagai seorang muslim. Seminggu kemudian saya membuka rekening bank syariah di Solo hanya sekedar untuk menabung.

Pada tahun 2014, setelah lulus kuliah, saya menikah. Tabungan dua tahun lumayan untuk membantu orang tua menyelenggarakan resepsi yang sederhana namun berkesan. Sebagai seorang istri yang juga berperan sebagai menteri keuangan rumah tangga, saya ingin mengatur keuangan keluarga sebaik mungkin. Setelah menikah, saya kembali mengikuti workshop pengelolaan keuangan syariah keluarga. Banyak pelajaran yang dapat diambil mengenai pengelolaan keuangan keluarga, diantaranya untuk:
1.     Mencukupi kebutuhan hidup
Dalam menjalani hidup, usahakan untuk menjauhi perilaku konsumtif/ boros. Kita harus selalu mengutamakan kebutuhan, bukan keinginan. Dana yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sebisa mungkin tidak lebih dari 40% pendapatan kita.
2.     Dana sosial dan ZIS (zakat infaq sodaqoh)
Harta yang kita miliki, di dalamnya terdapat hak orang lain. Oleh karena itu tunaikanlah zakat, infaq, sodaqoh agar harta kita bersih dan berkah.
3.     Pelunasan hutang konsumtif
Hutang konsumtif adalah hutang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang sifatnya konsumtif, namun tidak menunjang produktivitas. Jika masih memiliki hutang konsumtif, lebih baik dilunasi dahulu baik secara langsung atau bertahap. Hal ini dikarenakan hutang konsumtif dapat menyebabkan keuangan keluarga kurang sehat sehingga tidak dapat menjalankan roda ekonomi keluarga dengan baik,bahkan terancam tidak dapat berinvestasi dengan lancar.
4.     Proteksi kesehatan dan pendapatan
Walaupun kita selalu berdoa agar senantiasa sehat dan jauh dari musibah, namun takdir Alloh sudah pasti. Sembari selalu berprasangka baik, manusia tetap perlu mempersiapkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di masa mendatang. Kesehatan anggota keluarga perlu diproteksi dengan mengikuti asuransi kesehatan, baik dari pemerintah maupun swasta. Sedangkan proteksi pendapatan didapat dari asuransi jiwa. Hal ini bermaksud untuk mempersiapkan dana yang akan digunakan untuk membiayai anggota keluarga jika sewaktu-waktu tulang punggung keluarga tiada ataupun mengalami cacat. Namun sekali lagi, kita selalu berdoa agar dijauhkan dari musibah dan diberi umur panjang yang berkah.
5.     Dana darurat
Dana ini digunakan jika sewaktu-waktu membutuhkan biaya yang harus segera dicairkan.
6.     Investasi untuk perencanaan kebutuhan keuangan dalam kehidupan seperti untuk dana haji, dana pembangunan rumah, pembelian kendaraan, dana pensiun, dll.

Friday, May 27, 2016

Guru Berkarakter, Hadirkan Hati dan Pikiran dalam Mencerdaskan Bangsa

Oleh Siti Nurrohmah

Masih teringat bagaimana Jepang pasca gempuran sekutu pada Perang Dunia II, jumlah guru yang tersisalah yang ditanyakan oleh Kaisar Hirohito. Presiden pertama kita, Soekarno, juga pernah menyatakan bahwa “guru bukanlah penghias alam, tetapi pembentuk manusia”. Dari sentuhan tangan guru, terbentuklah manusia-manusia hebat yang kelak menjadi presiden, dokter, businessman, ilmuwan, dan profesi penting lainnya. Dengan sentuhannya pula, muncullah  generasi yang cerdas, shalih, dan terampil dalam menjalani kehidupannya. Sungguh penting peran guru dalam mencerdaskan kehidupan bangsa ini.